Minggu, 27 Mei 2012

TUGAS SEJARAH DUNIA
“Krisis Pluru Kendali Kuba ”





Disusun oleh:
Angger Cahyaning Tyas Asih (20110510223)
Dea Rosalinda (20110510118)
Miftah Firdaus (20110510015)
Siti Hardiyanti O. (201105101580)
Nurputri Dwi P.(20110510225)

            
            Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012





                                                               
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Kuba merupakan sebuah negara kecil yang terletak di Karibia utara, pada pertemuan Laut Karibia, Teluk Meksiko dan Samudra Atlantik. Dan pertama kali dikunjungi oleh bangsa Eropa ketika Christopher Columbus mendarat di ujung timur Kuba pada 28 Oktober 1492.  
Latar belakang dari krisis misil Kuba ini adalah adanya hubungan buruk antara Amerika Serikat dan Kuba pasca revolusi yang dilakukan oleh Fidel Castro. Saat itu Fidel Castro melakukan kudeta yang akhirnya menggulingkan presiden Kuba yang didukung Amerika Serikat, yaitu Fulgencio Batista. Untuk kembali menjatuhkan Fidel Castro, Amerika Serikat sempat melakukan dua operasi rahasia dan embargo ekonomi. Pada tahun 1961 dilakukan operasi Margoose yang akhirnya gagal. Setelah itu, pada tahun 1962 Amerika Serikat melakukan embargo ekonomi terhadap Kuba yang dilanjutkan ancaman bahwa Amerika Serikat akan memakai kekuatan militer bila kepentingan Amerika Serikat di Kuba terancam. Melihat itu, Uni Soviet memberikan bantuan kepada Kuba, dimana hal ini berkaitan dedngan kebijakan Uni Soviet membantu negara dunia ketiga yang baru merdeka. Melihat bantuan ini, Kuba akhirnya berpaling kepada Uni Soviet.[1]


B.     Rumusan Masalah

1.      Mengapa krisis pluru kendali di kuba terjadi?
2.      Apa dampak terjadinya krisis di kuba?


PEMBAHASAN

Secara umum, krisis misil Kuba merupakan sebuah krisis yang terjadi antara tahun 1962 sebagai akibat dari Perang Dingin yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Krisis ini terjadi setelah terungkap fakta bahwa Amerika Serikat telah mensponsori sebuah serangan ke Teluk Babi milik Kuba, sebuah negara komunis di Laut Karibia. Meskipun gagal, penyerbuan ini telah menimbulkan kemarahan Uni Soviet, sebagai pemimpin komunis dunia, maupun rakyat Kuba sendiri dan juga karena konfrontasi antara Amerika Serikat, Uni Soviet, dan Kuba yang hampir menyebabkan perang nuklir. Amerika Serikat sendiri takut dengan adanya rudal misil yang diletakkan Uni Soviet di Kuba, dan Uni Soviet sendiri tidak mau melepaskan kesempatan menaruh rudal misil di Kuba yang jaraknya hanya beberapa mil dari daratan Amerika Serikat. Krisis misil ini sendiri tidak berlanjut menjadi perang nuklir karena ada diplomasi dan perjanjian antara John F. Kennedy (Presiden Amerika Serikat saat itu) dan Nikita Kruschev (perdana menteri Uni Soviet saat itu).
Kemudian pada bulan September 1962, Nikita Khruschev, Perdana Menteri Uni Soviet, menyatakan kepada Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy bahwa setiap serangan berikutnya terhadap Kuba akan dinilai sebagai tindakan perang. Tak lama kemudian, Uni Soviet segera menempatkan rudal-rudal berukuran sedang yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir di Kuba. Rudal-rudal tersebut mengancam AS karena kemampuan merusaknya yang dapat menghancurkan sebuah kota besar dalam waktu singkat setelah diluncurkan. Pada tanggal 22 Oktober 1962, Kennedy muncul di muka publik dan menuntut Uni Soviet untuk menarik rudal-rudalnya atau AS akan menyerang Kuba. Maka, dimulailah minggu-minggu yang dikenal dengan sebutan Krisis Rudal Kuba ini.
Negosiasi di antara dua musuh bebuyutan ini terjadi dengan alot karena kedua belah pihak merasa siap untuk berperang dan tidak mau mengurangi tuntutannya. Kapal-kapal perang Amerika mengepung Kuba untuk memaksakan sebuah "karantina" terhadap semua pelayaran milik kuba; pesawat-pesawat pengebom mencari posisi di Florida dan bersiaga menghadapi serangan udara. Untungnya, pada tanggal 28 Oktober 1962, Khruschev menyatakan bahwa Uni Soviet bersedia memindahkan nuklirnya asalkan AS berjanji tidak akan menyerbu Kuba.

Konfrontrasi Soviet-AS: Krisis Rudal Kuba
Krisis rudal Kuba adalah sebuah konfrontasi di masa perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat, menyangkut pengembangan rudal oleh Soviet di Kuba. Krisis ini dimulai pada tanggal 16 Oktober 1962, saat pesawat non-senjata AS “reconnaissance” menangkap gambar instalasi rudal yang sedang dilakukan Soviet di Kuba, dan setelah 13 hari krisis ini diakhiri tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1962, saat pemimpin Uni Soviet mengumumkan bahwa instalasi tersebut akan segera dibongkar. Dengan diadakan persetujuan antara Kennedy dan Kruschev. Kennedy dan Kruschev bertemu di Yenching Palace Chinese Restaurant di Washington D.C. Kennedy menyatakan kalau dia menerima keinginan Kruschev, yaitu mencabut rudalnya di Turki sementara Kruschev mencabut nuklirnya di Kuba. Sementara Kennedy bertemu dengan Kruschev, adik dari Kennedy, yaitu Robert Kennedy bertemu dengan duta besar Uni Soviet di kedutaan Uni Soviet di Washington D.C. Langkah dari Kennedy bersaudara ini sendiri tidak disetujui oleh EXCOMM, karena dianggap melanggar otoritas dari NATO dan Turki. Isi dari perjanjian antara Kennedy dan Kruschev adalah.                                                                                                                                                                      
1) You would agree to remove these weapons systems from Cuba under appropriate United Nations observation and supervision; and undertake, with suitable safe-guards, to halt the further introduction of such weapon systems into Cuba.
2) We, on our part, would agree—upon the establishment of adequate arrangements through the United Nations, to ensure the carrying out and continuation of these commitments (a) to remove promptly the quarantine measures now in effect and (b) to give assurances against the invasion of Cuba.                                                                                                                                          
Inti dari perjanjian tersebut adalah mencabut pangkalan rudal di Kuba atas pengawasan dari PBB, mencabut semua blokade, dan berjanji bahwa Kuba tidak akan mendapat serangan. Pada akhirnya Amerika Serikat dan Uni Soviet mencabut pangkalan rudal masing-masing, yaitu di Kuba dan Turki.
Krisis rudal Kuba ini dianggap sebagai momen dimana perang dingin nyaris “naik tingkat” menjadi perang nuklir. Russia lebih suka menyebut krisis ini sebagai “Krisis Karibia”, dan Kuba mengenalnya sebagai “Krisis bulan Oktober”.
Pada dasarnya, pemicu utama krisis kuba dimulainya keadaan krisis di tengah perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet ini adalah dengan adanya bukti foto-foto dari penerbangan U-2 yang melintas Kuba yang kemudian diinformasikan oleh CIA kepada Presiden John F. Kennedy. Keberadaan basis rudal Soviet di Kuba yang merupakan salah satu “tetangga” terdekat Amerika Serikat, dipandang sebagai ancaman yang sangat nyata karena sewaktu-waktu bisa saja Soviet dengan mudahnya melancarkan serangan ke wilayah AS.
Dengan keadaan yang sangat mendesak, Presiden John F. Kennedy pun akhirnya mengadakan rapat dengan para penasehat terpercayanya untuk membuat keputusan mengenai aksi apa yang harus dilakukan Amerika Serikat berkenaan dengan isu tersebut. Selama 12 hari terjadi perdebatan-perdebatan yang mewarnai perundingan di kalangan internal Gedung Putih. Tekanan terutama datang dari militer dan menteri pertahanan saat itu, Robert McNamara yang cenderung menginginkan aksi lebih agresif terhadap Soviet, yaitu dengan cara pertempuran senjata di darat ataupun laut dan invasi ke Kuba.

             Pemicu Krisis Kuba
 Presiden AS Jhon F. Kennedy menolak untuk melakukan penyerangan terhadap Kuba. Namun is berjanji kepada Angkatan Udara, seandainya jatuh korban pesawat U-2, la akan mengeluarkan perintah serangan. Saat peristiwa yang dikhawatirkan terjadi, ternyata Kennedy ingkar dan bertahan tidak mengeluarkan perintah serangan.
Lebih dari empat dekade lalu, Soviet menjalankan berbagai upaya untuk bisa mengungguli AS. Salah satunya dengan cara menempat kan rudal balistik di Kuba. Meskipun dilakukan secara diam-diam, namun Soviet ternyata tidak cukup lihai. Berkat kecanggihan pesawat mata-mata Lockheed U-2 Dragonlady, AS berhasil mengungkap keberadaan rudal Soviet di Kuba. Karena merasa terancam, AS mulai pasang kuda-kuda untuk melakukan serangan. Berbicara mengenai hubungan kedua negara tersebut,  sebenarnya bisa dikatakan antara AS-Kuba memiliki hubungan yang bisa dibilang kurang harmonis. Hubungan yang dari awal sudah dingin semakin membeku saat 19 Desember 1960, diktator Fidel Castro menyekutukan negaranya dengan Uni Soviet. Ditambah lagi saat Washington memperkeruh hubungan diplomatik dengan Havana pada 3 Januari di tahun yang sama.
Bahkan saat itu, Presiden John F. Kennedy berjanji tak akan mengerahkan kekuatan militer untuk menjatuhkan Castro. Prinsip ini berubah saat sekelompok orang Kuba disponsori CIA, memenuhi pantai Bay of Pig di Kuba. Niat mereka membangun revolusi yang dapat menjatuhkan pemerintahan Castro. Meski disponsori AS, penyerang yang minim peralatan ini dapat dibungkam militer Kuba tanpa kesulitan. Sebanyak 1.000 lebih berhasil ditangkap. Saat itu AU Kuba masih menggunakan pesawat peninggalan PD II besar dalam mempertahankan Kuba.
Pertengahan Agustus 1962, Direktur CIA John McCone mengirimkan memo kepada Kennedy. Memo tersebut menyebutkan bahwa McCone yakin rudal balistik berjangkauan menengah milik Soviet akan ditempatkan di Kuba. Akhir Agustus, Senator Kenneth Keating menyampaikan kepada senat bahwa ada bukti instalasi rudal Soviet di Kuba. Keating juga mendesak Kennedy bertindak.
 Foto-foto dari hasil intaian U-2 yang membuka mata AS bahwa mereka telah kecolongan. Dari foto tersebut terlihat aktivitas yang tidak biasa di San Cristobal. Terbukti Soviet tengah menempatkan rudal nuklir berjangkauan jauh di Kuba.
Kemudian sekitar awal September, pesawat mata-mata U-2 menemukan bahwa Soviet membangun pangkalan peluncur rudal darat ke udara (SAM). Selain itu terjadi peningkatan jumlah kapal Soviet yang masuk ke Kuba. Pemerintah AS khawatir, kapal yang masuk membawa persenjataan barn. AS segera melancarkan protes. Terutama karena keberadaan instalasi SAM yang strategis untuk melumpuhkan pesawat U-2.
Dengan semakin dekatnya pemilihan presiden membuat posisi Kennedy terdesak dalam situasi sulit. Setiap keputusan Kennedy akan berpengaruh pada pendapatan suara. Kekhawatiran ini ditambah dengan menurunnya pamor Kennedy sejak insiden di Bay of Pig. Untuk mencegah persoalan Kuba menjadi isu utama, Kennedy membatasi penerbangan U-2 di atas Kuba. Yang utama agar U-2 terhindar dari serangan SAM.
Situasi berubah ketika seorang agen CIA di Kuba secara tak sengaja mendengar percakapan pilot pribadi Castro di sebuah bar. Si pilot bercerita bahwa Kuba telah memiliki senjata nuklir. Informasi ini kemudian dikaitkan dengan foto yang didapat U-2. Foto menunjukkan tengah terjadi kegiatan yang tidak biasa di San Cristobal.
Kennedy lalu memerintahkan penerbangan U-2 di atas Kuba. Rencana penerbangan pada 9 Oktober tertunda karena cuaca buruk. Misi barn terlaksana pada 14 Oktober. Pilot yang ditugasi adalah Richard Heyser. Rampung menjalankan misi selama lima jam, Heyser kembali dengan bukti fotografi. Terbukti Soviet tengah menempatkan rudal berjangkauan jauh di Kuba.
Terjadi perdebatan di kalangan komisi eksekutif National Security Council. Militer dan CIA setuju untuk menyerang dan atau invasi. Namun mayoritas komisi akhimya menyetujui melakukan pemblokiran dengan kekuatan AL. Kennedy menerima dan segera memerintahkan untuk menyiapkan pidato untuk menjelaskan alasan keputusan yang diambil.
Dalam pidatonya, Kennedy menjelaskan dengan rinci apa yang didapat U-2. Pangkalan rudal barn memuat dua tipe instalasi. Beberapa di antaranya termasuk rudal balistik berjangkauan menengah. Rudal ini mampu membawa hulu nuklir hingga jarak lebih dari 1.000 mil laut. Secara singkat, masing-masing berkemampuan menyerang Washington D.C., Kanal Panama, Tanjung Canaveral, Mexico City, atau kota-kota lain di bagian Tenggara AS, Amerika Tengah, atau di wilayah Karibia.
Selain melakukan blokir, Kennedy juga memerintahkan AU untuk bersiaga melakukan penyerangan ke Kuba dan Soviet. Angkatan Darat menempatkan 125.000 personel di Florida. Mereka tinggal tunggu perintah untuk melakukan invasi ke Kuba. Jika kapal Soviet yang membawa persenjataan untuk Kuba tidak berputar balik atau menolak untuk diperiksa, kemungkinan besar perang akan terjadi. Kennedy juga menjanjikan penasehat militer, jika salah satu pesawat U-2 ditembak, is akan memerintahkan serangan. Sasarannya pangkalan rudal SAM. Dua minggu setelah U-2 berhasil mengungkap keberadaan rudal Soviet di Kuba, situasi kian menegangkan. Perang Nuklir bagaikan di depan mata.

Pada 24 Oktober, Kennedy mendapat informasi kapal-kapal Soviet berhenti sebelum masuk wilayah blokir. Nikita Kruschev naik pitam dan mengirimkan catatan kepada Kennedy. Khruschev menuduh Kennedy telah memicu krisis untuk mendongkrak Partai Demokrat. Dua hari kemudian, Khruschev mengirim surat lagi. Isinya: Soviet bersedia membatalkan rudal di Kuba. Sebagai gantinya, AS hams berjanji tidak akan menginvasi Kuba. Hari berikut, Khruschev mengirim surat tuntutan agar AS membatalkan pangkalan nuklirnya di Turki.
Sementara presiden dan penasehat melakukan analisa terhadap kedua surat Khruschev, datang berita buruk. Sebuah pesawat U-2 ditembak jatuh di Kuba. Pemimpin militer segera mengingatkan janji Kennedy. Namun Kennedy menolak. Ia malah mengirim surat ke Khruschev dan menyetujui persyaratan di surat pertama. Khruschev setuju dan memerintahkan agar rudal dipereteli.
Delapan hari kemudian berlangsung pemilihan Kongres. Dukungan atas Demokrat meningkat. Diperkirakan Kennedy akan mendapat 12 pendukung tambahan dalam Kongres terhadap segala peraturannya.
Krisis rudal Kuba adalah yang pertama dan satu-satunya konfrontasi nuklir antara AS dan Soviet. Peristiwa ini cukup membuat kedua pihak ketakutan. Terbukti terjadi perkembangan bagi era Perang Dingin. Berbagai konsekuensi langsung akibat krisis pun muncul. Antara lain kedua pihak membuat komunikasi sambungan langsung yang dikenal sebagai hot line. Diharapkan ini dapat mencegah konfrontasi berbahaya seandainya terjadi krisis semacam Krisis Rudal Kuba.
Selain itu kedua pihak menandatangani perjanjian Larangan Pengujian (Test Ban Treaty) pada Agustus 1963. Kedua pihak dilarang melakukan pengujian senjata nuklir di atmosfer. Konsekuensi lain, 1.113 tahanan yang ditangkap saat invasi Bay of Pig ditukarkan oleh Castro dengan 60 juta dollar dalam bentuk makanan, obat-obatan, narkoba, dan uang tunai.
Keinginan Soviet menyamai kemampuan nuklir AS berhasil dicapai pada 1972. Sementara Cina menuduh Soviet sebagai macan kertas karena tidak berani berperang membela sesama komunis Hubungan antara Soviet dan Cina pun kian merenggang.


            DAMPAK PERANG DINGIN ‘’KUBA”
Selama Perang Dingin berlangsung perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) maju pesat karena kedua Blok ini banyak melakukan pengembangan dan mempunyai hasil yang sangat bagus terutama masalah eksplorasi luar angkasa. Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak terjadi.

Dampak Positif
1.         Bidang Militer
Karena adanya rasa iri di antara negara-negara yang berseteru, masing-masing negara mulai meningkatkan persenjataannya, terutama antara USA dan Uni Soviet yang disana menjadi peran utama dari perang dingin. Mereka melakukan hal ini agar tidak kalah dengan negara-negara besar lainnya. Dengan begitu persaingan senjata semakin maju dan berkembang pesat. Itu semua memacu tiap negara untuk terus mengembangkan pertahanan negaranya masing-masing.
2.         Teknologi
Pada masa perang dingin sains dan teknologi yang terpaut dengan kegiatan militer mendapat sorotan yang lebih dari pemerintah. Pemerintah bersedia mengeluarkan dana yang besar demi kemajuan iptek di negara mereka. Pada periode ini tumbuh disiplin-disiplin ilmu yang mempelajari dampak sains pada masyarakat. Di negara-negara maju, teknologi di era modern bukan lagi urusan individu atau komunitas berskala kecil. Teknologi modern mempunyai tujuan-tujuan nasional pada wilayah ideologi, militer, ataupun ekonomi dan bentuk kesadaran nasional untuk menggali sumber-sumber alam yang ada. Ini juga bertujuan untuk mewujudkan produksi barang dengan skala yang besar.
           Dampak Negatif
Perang Dingin ini juga membawa dampak yang negatif pula, selama Perang Dingin berlangsung masyarakat mengalami ketakutan akan perang nuklir yang lebih dahsyat dari perang dunia kedua. Dampak lainnya adalah terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin.
1.         Bidang Militer
Dengan adanya senjata nuklir yang dikembangkan secara pesat oleh kedua negara yakni USA dan UNI Soviet, maka masyarakat dunia mengalami ketakutan yang luar biasa akan adanya kemungkinan perang nuklir yang sebenarnya oleh kedua negara yang bersengketa itu. Terutama ketakutan akan terjadinya perang dunia ke 3.
  1. DAFTAR PUSTAKA
Jackson, Robert. 2009. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta : Pustaka pelajar.
-          www.wikipedia.com




[1] http://engkongyudo.wordpress.com/2012/02/02/krisis-misil-kuba-1962-main-part/

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites