Minggu, 27 Mei 2012

"SOSIALISME DALAM KONTEKS AMERIKA LATIN"

TUGAS PAPER IDE-IDE POLITIK

SOSIALISME DALAM KONTEKS AMERIKA LATIN











Disusun Oleh:

Angger Cahyaning Tyas A.
(20110510223)
Anggi Nurul Qomariyah
(20110510003)
Dwi Agitha Yulia
(20110510030)
Muhammad Hardi Saputra
(20110510191)
Siti Hardiyanti O.
(20110510158)







SOSIALISME DALAM KONTEKS AMERIKA LATIN


20 tahun lalu, merupakan masa yang kritis bagi kekuatan kiri di dunia. Setelah tembok berlin runtuh, Uni Soviet meluncur menuju kehancuran dan berakhir sepenuhnya pada akhir 1991. Berkurangnya barisan belakang yang sangat dibutuhkan, revolusi Sandinista di Nikaraguma dikalahkan pada poling bulan Februari 1990, dan gerakan gerilya di Amerika Tengah dipaksa dibubarkan. Satu-satunya negara yang tersisa adalah Kuba, meskipun sebagian orang mengatakan tinggal menunggu waktunya saja. Namun, tidak dapat dibayangkan, ternyata 20 tahun kemudian pemimpin yang membawa sosialisme baru akan memerintah sebagian besar negara Amerika Latin.

Hugo Chavez tampil di panggung politik Venezuela tahun 1998 dengan mengusung neososialisme yang dikenal dengan sebutan sosialisme abad  21. Pada awalnya sebagian orang sempat meragukan Hugo Chavez , jangan-jangan ia hanya seorang pemimpin rakyat yg pandai menghasut dan membangkitkan semangat rakyat untuk memperoleh kekuasaan. Bahkan sepat dituduh hanya mencari sensasi di tengah dunia yang sedang mendiskreditkan sosialisme di akhir tahun 1990 dan tidak tanggung-tanggung 10 tahun kemudian, sembilan negara Amerika Latin menganut sosialisme baru ini.

Chavez yang membawa neososialisme ini memenangi pemilihan presiden Venezuela pada tahun 1998. Ideologi yang sudah dideskreditkan oleh dunia ini bisa memenangkan pemilu. Semua pun terperangah, karena hal ini memang diluar dugaan.

Amerika Latin
Amerika-Latin merupakan wilayah awal berpijaknya neoliberal. Tidak disangka ternyata akan menjadi awal berpijaknya proses perlawanan terhadap kebijakan-kebijakan ini muncul; suatu perlawanan terhadap kebijakan yang hanya menyebabkan peningkatan kemiskinan, meruncingkan ketimpangan sosial, menghancurkan lingkungan hidup dan melemahkan kelas pekerja dan gerakan kerakyatan pada umumnya.

Seluruh negara Amerika Latin dibuat ramai oleh gerakan sosialime baru ini, tidak hanya di Kolombia, El Savador, dan Peru saja. Gerakan ini sebernarnya merupakan sebuah perjalanan panjang untuk mengubah model kapitalisme yang sudah tidak cocok dengan keadaan sekarang ini.

Sosialisme abad ke 21
Sosialisme di Venezuela tentunya berbeda dengan sosialisme lainnya, itu lah yang menjadi kebanggaan mereka. Sosialisme mereka lebih cocok dengan zaman sekarang ketika tatanan dunia sudah jauh berbeda. Pada zaman ini dunia sudah terbelah dalam berbagai blok kekuasaan jadi pada tatanan dunia ini bukan hanya Amerika yang berkuasa. Bukannya tanpa alasan Venezuela menamai ideologinya sendiri dengan nama sosialisme abad 21, bukan semata-mata meniru sosialisme lain.

Sosialisme baru Amerika Latin lebih bersifat pragmatis, terbukti dengan pencapaiannya yang berorientasi pada kesejahteraan umum. Lain halnya dengan sosialisme atau komunisme China, Vietnam, dan Korea Utara yang menjadi ideologi tertutup, sosialisme di  amerika latin identik dengan kerakyatan.

Banyak nilai positif dari kapitalisme diadopsi dan dipadukan dengan sosialisme yang selalu berorientasi pada kepentingan rakyat sebesar-besarnya. Misalnya, pengakuan dan penerapan teknologi Barat, mengambil keuntungan dari globalisasi, dan penerapan investasi barang, jasa serta privatisasi dengan saham yang dimiliki asing tidak boeh lebih besar daripada milik negara1.

Neosialisme menjadi antitesa neoliberalisme.
Dengan mengangkat neososialisme atau sosialisme baru, atau juga sosialisme abad ke-21, Amerika Latin memberikan tantangan pada ideologi yang disebut neokapitalisme global atau neoliberalisme.

Tentusaja ajaran sosialisme ini  bisa dijalankan dengan merebut kekuasaan, namun tidak melalui apa yang disebut revolusi atau pemberontakan, tetapi dengan perekrutan pemimpin alamiah yang berakar dan berpijak pada rakyat.

Pemimpin dan rakyat
Pemimpin rakyat ini, sebagai presiden, diberikan peran sebagai regulator pertumbuan ekonomi mikro maupun makro, hal penting yang diabaikan kapitalisme. Presiden tidak dibiarkan bergerak sendiri tanpa kendali, tetapi terus dikawal oleh masyarakat warga. Sekalipun masyarakat warga tidak berperan sebagai regulator langsung, tapi sangat berperan efektif mempengaruhi pemerintah dalam mengambil kebijakan publik, terutama dalam bidang ekonomi dan politik.

Jadi, dengan kata lain, masyarakat warga   merupakan paket utama nasionasilme Amerika Latin. Masyarakat warga tidak hanya berperan sebelum, seperti pemilu, tetapi lebih-lebih selama berkuasa pemerintahan sosialis.

Kawalan untuk menjamin stabilitas pemerinthan dari masyarakat ini bisa melalui informal dan formal. Informal yakni melalui dukungan massa yang terus diperluas. Formal yakni melalui wakil-wakil rakyat di parlemen.

Berikut ini ada beberapa peristiwa yang bisa dijadikan ilustrasi
  • Lula da Silva di Brasil mendapat dukungan bukan hanya dari Partai Buruh dan Partai Komunis, tapi juga dari ratusan organisasi sosial, termasuk komunitas basis Gereja.
  • Chavez di Venezuela mendapat dukungan massa dan melanggengkan hegemoni massa dengan politik petrodollar yang berorientasi pada kepentingan rakyat.
  • Evo Morales di Bolivia, yang mendapat dukungan kaum tani, suku-suku asli, ditambah dengan politik kedaulatan energi melalui nasionalisasi seluruh perusahaan gas alam dan minyak yang sebelumnya dikuasai perusahaan multinasional.
  • Sementara di Ekuador, Rafael Correa berpijak dan bersandar pada gerakan sosialis suku-suku asli setempat. Di Uruguay, Tavare Vazquez mendapat dukungan dari kelompok-kelompok sosialis anti-imperium ekonomi adidaya Amerika Serikat.
  • Daniel Ortega di Nikaragua kembali berkuasa karena efek trauma atas model ekonomi kapitalis yang membuat negara tersebut semakin miskin dalam 18 tahun terakhir.
  • Perlu pengamatan serius pula model neososialisme di Cile, lebih-lebih karena mendapat dukungan mayoritas dari partai-partai moderat dan partai berhaluan kanan (fanatik terhadap model kapitalisme).
  • Kemenangan Peronisme di Argentina yang diwakili Cristina Fernandez, yang mengambil alih estafet kekuasaan dari suaminya, merupakan tanda penolakan terhadap resep-resep pertumbuhan ekonomi ala Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.
  • Dinasti Castro dengan sistem pemerintahan satu partai (Partai Komunis Kuba), merupakan bentuk ekstrem sikap penolakan terhadap semua yang berbau AS dengan sebutan peyoratif, imperialisme yangqui.

Ikon sosialisme baru
Hugo Chavez, secara regional merupakan ikon gerakan sosialisme baru. Dia tidak berlatar belakang dari lingkungan elite dan malahan partai politiknya sebelumnya tidak pernah mendominasi kehidupan bangsa dan negara. Chavez datang dari pinggiran sebagai seorang prajurit pemberontak yang bergerak ke tengah dengan kawanan rakyat yang mengandalkan kemandirian berdasarkan spiritualitas Teologi Pembebasan.

Begitu juga dengan perekrutan kepemimpinannya tidak seperti yang ada selama ini dimana pemimpin selalu didatangkan dari lingkungan elite. Mereka melahirkan pemimpin  dari kawanan mereka sendiri dengan alasan kepemimpinan yang diserahkan kepada kaum elite dan partai-partai politik sering dikhianati, sangat mengecewakan memang, karena tidak sesuai dengan harapan. Bahkan rakyat miskin dijadikan korban penindasan dan penghisapan oleh penguasa.

Chavez masih dapat merangkak naik menjadi pemimpin nasional bersama pemimpin sosialis Amerika Latin, meskipun ia tidak lahir dari kawanan rakyat kebanyakan. Lebih parahnya lagi tanpa modal, partai besar, dan meda massa. Sumber kekuatan satu-satunya hanya pada himpunan rakyat, yang walaupun semulanya adalah sebagai kelompok penekan dan kemudian berubah mejadi kekuatan politik dan basis suara pemilihan.

Gerakan dari bawah yang dilakukannya ini tidak hanya merontokkan kemapanan kelompok status quo, namun juga menapilkan pemimpin yang memihak kepentingan rakyat secara nyata. Dapat dikatakan sosialisme barunya ini bersifat oraganik, hidup, dan bermanfaat bagi masyarakat.

Uniknya kekuasaan yang sering memabukkan para politisi, sehingga mereka jadi lupa diri dan pastinya lupa rakyat, namun hal ini tidak terjadi pada Chavez. Dia mampu menjaga komitmennya, orang seperti Cavez ini lah yang merupakan idaman bagi semua orang.

Secara global, gerakan Chavez ini tentunya memancing ketidaksenangan kelompok yang mapan, kelompok mapan dibuat Chavez berjatuhan melalui pragmatisme etis yamg menerapkan kesejahteraan rakyat banyak yang diterapkannya. Langkah Chavez yang memang mengecam kebijakan AS mengakibatka  Amerika Serikat, sebagai kampium kapitalisme dan liberalisme, frustasi. Gerakan neososialisme ini benar-benar mengganggu adidanya AS. Pengaruh AS di kawasan itu pun menjadi sempit.

Sosialisme Kawasan
Secara umum, pengalaman historis menjadi benang merah yang menyatukan pencarian identitas Amerika Latin. Meskipun setiap negara mempuyai unsur khas pada permukaannya.

Seluruh negara Amerika Latin adalah bekas koloni Spanyol, kecuali Brazil sebagai bekas dari koloni portugis, dalam proses konstruksi jati dirinya sebagai bangsa sering terbentur pada peninggalan kolonial secara khusus yang berhubungan dengan sistem pemilihan tanah yang tidak adil oleh latifundista, pemilik tanah di atas 100 hektar, yang umumnya dilegitimasi melalui hukum formal sebagai hak milik pribadi.

Salah satu perjuangan yang dilakukan organisasi-organisasi sosial dan tokoh seperti Fernando,  Presiden Uruguai, melakukan perombakan struktur kepemilikan tanah, landreform, yang merupakan usaha panjang yang menjadi salah satu tujuan perjuangannya.

Tantangan lainnya adalah perbenturan peradaban dan kemanusiaan antara penduduk asli Indian dan keturunan budak Afrika, afroalatinoamericano, dengan kolonialisme. Kapitalisme yang menurut mereka sama degan kolonialisme baru tidak pernah memberikan kemerdekaan, hanya memberikan sebuah penantian panjang, bagi penduduk asli dan keturunan Afrika. Kemudian sosialisme dijadikan sebuah tempat perjuangan pengembalian hak-hak mereka yang telah hilang, direnggut oleh kapitalis.

Gerakan ini sangat bersemangat dalam melawan pengaruh AS atas para tetangganya di selatan. AS ingin menjadikan Amerika Latin sebagai salah satu wilayah strategis dari politik ekonomi pasar bebas AS, tapi berhasil ditantang dengan keras Amerika Latin yakni dengan pembentukan Pasar Umum Amerika Latin (Mercado Comun del Sur atau MERCOSUR). Secara ke dalam pun, dalam bidang perdagangan dan jasa, negara-negara Amerika Latin juga melakukan perjanjian bilateral untuk melindungi invasi  AS.

Hasil perkembangan dari sosialisme baru
Pergeseran ke kiri di Amerika latin, telah membuahkan sebuah perbaikan di segi sosial-ekonomi secara signifikan. Sepuluh tahun setelah tingkat kemiskinan menurun dari 48 persen menjadi 3 persen total penduduk. Di Brazil, yang sebelumnya hanya 3,6 juta, pada tahun 2003, menjadi 11 juta keluarga yang mendapat tunjangan langsung berkat dari program Bolsa Familia.  Perbaikan distribusi penghasilan rakyat sudah banyak terjadi negara Amerika Latin.

Hugo Chavez, presiden Venezuela menegaskan bahwa revolusi sosial yang dilakukannya sudah berada di jalur yang benar, pada peringatan 10 tahun dia berkuasa, Senin (2/2/2009). Bahkan, Luis Fuenmayor Toro, rektor di Central University of Venezuela, pun memuji bisnis-bisnis strategis yang kini berada di tangan negara, proyek-proyek infrastruktur pemeirntah, program-program sosial dan mengingkatnya partisipasi warga sehingga tidak mudah dimanipulasi seperti pada masa lalu.

Perkembangan sosialisme ini pun telah sampai di negara perancis, atas kemenangan presiden dari kubu sosialis, Francois Hollande. Sosialsime yang pro kepada demokratisasi, pro kepada humanisme, dan mencintai persaudaraan serta perdamaian seperti di Venezuela, mungkin yang akan terjadi dibawah pimpinan Hollande.

Pelajaran bagi Indonesia
Dengan mengamati bagaimana sebuah ideologi yang dianggap dunia sudah usang, berubah menjadi yang baru lagi, dengan kekuatannya yang kokoh tak tergoyahkan oleh gelombang pesaingnya, neoliberalisme dan neokapitalis. Dapat kita ambil pesan tentang figur pemimpin yang tepat, yakni seorang yang perpegang teguh pada komitmennya, perpijak dan berakar dari rakyat itu sendiri akan menciptakan seorang pemimpin anti mabuk terhadap kekuasaan, yang tidak lupa pada diri sendiri dan rakyatnya.

Pada sosialis yang sangat anti AS, berlawanan dengan keadaan di Indonesia sekarang, Indonesia menerapkan deregulasi ekonomi yang membuka selebar-lebarnya pasar dan investor asing. Perusahaan-perusahaan yang datang dari AS, seperti Exxon dan Freeport, justru malah merusak ekosistem dan tak banyak memberi manfaat kepada masyarakat lokal, hal ini persis dengan apa yang telah ditolak oleh Venezuela.


REFERENSI

Bagun, Rikard,”Dari Teologi Pembebasan ke Sosialisme Baru”, Kompas, 10 Agustus 2008 (online) http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/10/02133156/dari.teologi.pembebasan.ke.sosialisme.baru (diakses 14 Mei 2012)
Bagun, Rikard,”Gemuruh Simfoni Sosialisme”, Kompas, 10 Agustus 2008 (online) http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/10/01184938/gemuruh.simfoni.sosialisme (diakses 14 Mei 2012)
Berg, Marijke van den,”Sosialismenya Venezuela Jauh Lebih Bagus”,Kompas, 12 April 2008 (online)http://www.kompas.com/read/xml/2008/04/21/05225689/sosialismenya.venezuela.jauh.lebih.bagus (diakses 14 Mei 2012)
Nu'ad, Ismatillah A,”Kebangkitan Sosialisme Prancis”,Media Indonesia, 9 Mei 2012
Kompas, 4 Februari 2009,”Chavez:Revolusi di Jalur yang Benar” (online) http://cetak.kompas.com/read/2009/02/04/00472223/chavez.revolusi.di.jalur.yang.benar (diakses 14 Mei 2012)
PakisHijau, ”Amerika Latin dan Sosialisme Abad 21” (online) http://www.pakishijau.com/2012/02/amerika-latin-dan-sosialisme-abad-21.html  14 Mei 2012 (diakses 14 Mei 2012)
Harnecker, Marta,”Kekuasaan Rakyat Di Amerika Latin - Mencipta Demi Menghindari Kesalahan” (online) http://nefos.org/?q=node/75 (diakses 14 Mei 2012)


[1]             Rikard Bagun,”Gemuruh SImfoni Sosialisme”, Kompas, 8 Agustus 2008

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites